Saturday, 12 November 2011

Memories

Tadi siang, saya iseng-iseng nonton drama Korea. Namanya juga iseng-iseng, sama sekali tidak diawali dengan niat dan selama menontonnya pun penuh dengan ketidakkonsentrasian. Banyak saya pause untuk sekadar melihat update terbaru di situs jejaring sosial.

Banyak adegan komedi di sana, jadi dalam waktu singkat, suasana kamar saya pun ramai dengan suara tawa saya sendiri.

Judul dramanya Protect the Boss. Saya memang sudah me
list drama ini karena Jaejoong dapat peran penting di drama itu. Alasan yang sangat cukup untuk memastikan saya menonton drama ini. Temanya, sih, seputar percintaan di kantor yang melibatkan direktur dan sekretarisnya. Sebagian besar isi dramanya menghadirkan adegan-adegan yang lumayan mengocok perut. Ya, saya tidak bisa berkomentar banyak karena dramanya toh belum saya tonton sampai habis.

Kejadian menarik di drama itu terjadi tadi siang ketika saya masih puas tertawa melihat adegan konyol di drama tersebut, si pemeran utama wanita yang tengah berada di taman hiburan kemudian mengingat masa lalunya, persis di tempat yang sama.

Saat ia masih kecil, ayahnya pernah membawa dirinya ke taman hiburan itu. Ia senang bukan main melihat banyaknya wahana permainan.

Ayahnya berkata pada ia yang masih kecil, "Pilih dua saja, ya, mengerti?"

Ia protes. Yang dia inginkan adalah menaiki semua wahana di situ. "Tidak. Aku mau naik yang itu, yang itu, yang itu."

Ayahnya pun berkata lagi dengan ekspresi sedih, "Lain kali. Hari ini...kau hanya boleh naik dua."

"Tidak, aku mau naik tiga." Anak itu kembali menawar seraya mengangkat tiga jari kecilnya.

Senyum pahit muncul di wajah ayahnya. Ia menutup satu jari kecil anaknya, yang kemudian diiringi teriakan protes. "Ayah, aku membencimu!"

"Ya benar, bencilah Ayah." Lelaki itu pun tersenyum. "Jika ayah punya banyak uang, Ayah pasti akan belikan kau tiket untuk semua permainan."

Si anak pun akhirnya mengangguk. Lalu, ia menunjuk ke sebuah wahana, "Aku mau naik yang itu."

Mulailah anak dan ayah itu memilih wahana apa yang akan dinaiki.

Saya yang masih mengharapkan adegan lucu sontak terdiam. Konyolnya, adegan sederhana itu membuat air mata saya jatuh padahal beberapa menit yang lalu saya masih tertawa terbahak-bahak.

It brings out the memories,
when, innocently, you wanna grab everything, but you can't,
simply because the world doesn't allow.



gambar oleh: ~Wehatearts