Friday 18 December 2009

Tahun Baru Hijriyah Sebagai Saat Melakukan Perubahan


Sebagai umat Muslim, datangnya tahun baru Islam sangat penting dalam kehidupan kita. Namun, kenyataan yang terjadi sekarang ini, orang-orang, termasuk umat Muslim malah ramai menanti dan merayakan tahun baru Masehi. Orang-orang berpesta pora, padahal banyak kaum Muslim yan ditimpa kesulitan. Bahkan, nyawa mereka terancam. Tak jarang perayaan tahun baru Masehi diwarnai dengan hal-hal yang haram, seperti minuman keras dan bahkan perzinahan. Kebanyakan di antara mereka sama sekali tak memedulikan datangnya tahun baru Hijriyah ini.

Yang harus kita lakukan dalam rangka menyambut tahun baru Hijriyah bukan merayakannya secara besar-besaran seperti mereka yang merayakan tahun baru Masehi, tetapi sebagai ajang untuk mengintrospeksi diri.
Kita lihat lagi apa yang sudah kita lakukan selama tahun ini. Sampai kepada pengujung tahun 1430 H ini, perubahan apa yang telah kita lakukan? Apakah kita sudah menjadi hamba Allah yang sepenuhnya patuh pada perintah-Nya dan menjauhi segala yang dilarang-Nya?

Selain itu, sudah sepantasnya kita mulai membuat target pencapaian kita pada tahun yang akan datang. Hal ini penting untuk memacu diri kita menjadi orang yang terus memperbaiki diri di jalan Allah.
Bila kita lihat dari sejarahnya, awal tahun Hijriyah ditetapkan oleh Khalifah Umar bin Khattab pada masa pemerintahannya. Beliau menghitung awal tahun baru hijriyah pada tanggal saat Nabi Muhammad SAW berhijrah dari Mekkah ke Madinah. Dari sinilah perjuangan dakwah Rasulullah mencapai tingkatan membentuk negara. Beliau dibai’at oleh penduduk Madinah dan akhirnya berhasil menyebarluaskan Islam. Berkat perjuangan beliau, sekarang ini kita mampu merasakan nikmatnya Islam.
Lalu, kita sebagai generasi Muslim menyayangi Rasul , harus senantiasa memperbaiki diri. Apabila kita masih sering melakukan hal-hal yang mubah dibanding perkara yang wajib ataupun sunnah, inilah saatnya kita melakukan perubahan. Apalagi jika kita cenderung melakukan kemaksiatan. Manfaatkan datangnya tahun baru Hijriyah sebagai momentum untuk berjanji menjadi insan yang istiqomah dalam menaati perintah Allah.

Hal ini harus kita lakukan secepatnya. Karena melakukan perubahan tak pernah bisa ditunda. Hanya Allah yang tahu kapan nafas kita akan berhenti, kapan jantung kita akan berhenti berdetak. Sesungguhnya kita akan menjadi orang yang sangat merugi apabila tidak melakukan suatu kebaikan saat ajal datang menjemput.

Sepanjang hidup kita, wajib kita isi dengan amalan-amalan yang baik. Amalan itu tidak boleh terputus sampai akhir hidup kita. Mengutip dari sabda Rasulullah: ”Sebaik-baik manusia adalah orang yang panjang umurnya dan baik amalannya.” Hadits ini menunjukkan Rasul sangat memuji orang yang memanfaatkan hidupnya untuk melakukan amalan-amalan yang baik.

Jadi, tunggu apa lagi?! Sekarang mari kita buat target tertulis selama satu tahun ke depan. Sebagai Muslim yang taat, kita perbaiki kesalahan-kesalahan yang kita buat dan berusaha memperbaikinya di tahun yang akan datang.

Thursday 17 December 2009

Cheeseburger or Singkong?




I remember of my beloved lecturer words. At that time, we discussed 'Things Fall Apart' by Achebe.

Then, she said to us, "If there are two kinds of food on the table, cheeseburger or singkong, what will you choose?"

We laughed. I said to myself, "Of course I choose cheeseburger. Delicious!". And a pic of cheeseburger came to my mind. I became hungry.

She said again, "I think you all will choose cheeseburger. But don't you think it's a kind of imperialism?"

I nodded. All nodded. But i still chose cheeseburger. And I think, so did all.

I think about it still now. Were we stupid? We knew that we all the victim of imperialism, but we wanted to be it.

I can't lie to myself with say, "Hey, I hate western products, so I'll choose singkong and till the end of my life I won't eat cheeseburger."

I think i'll suffer because of my oath for not eating cheeseburger. That food is a junk with high cholesterol and fat. Beside that, it can shorten my life. However, it's delicious.

Then, my lecturer said again, "It's just our need to eat what we like. So how can this become trouble?"

I nodded again. All nodded. But, yeah, that was trouble. Imperialism is trouble.

Life's hard, isn't it? Sometimes we still guess 'is it true or wrong?'. Do human use their mind too over? So that makes collision between two value of life, right and duty, law and need.

So, what will you choose? Cheeseburger or singkong?

Wednesday 16 December 2009

Me, Myself, and I


It's not about a story of a girl in a fairytale. It's not a story of a character in Hollywood movies. It's just a story about me. That means, don't ever hope of a perfect ending with an exciting plot. Never!

About me?! Is it important?

Ye-a, I don't think so but whatever, I'm just trying to write anything i feel.

Maybe i will begin about my blog title.

A Drop of Blood on The Purple Velvet. Cool, isn't it? These words came on my head when i was on trip to Bandung. On one of the bus' seat, I was looking on the green sight from the window. Feeling sleepy, I wondered about the cool words for my blog. Then, these came.

Blood.
I am a fan of goth. Blood = goth. Blood represents sin and purple, is my most favorite colour. Beside that, there's velvet. I think it's an elegant cloth. So, imagine that there's s drop of blood on the (dark) purple velvet. Exactly. The blood still stain the velvet. However, the blood can't be seen clearly.