Sunday, 7 November 2010

"Tujuh"


Suatu hari di sebuah bus Jatinangor-DU, sang pengamen sedang asyik mendendangkan lagunya. Saya mengintip sejenak ke dalam bus lalu naik dan segera mencari tempat nyaman yang kosong. Sayang hanya tempat kosong yang tersisa. Dengan ketidaknyamanan karena harus melipat kaki, saya pun duduk. Di depan saya, sebuah keluarga sedang bercanda ria.

Begitu sang sopir bus masuk dan duduk di belakang kemudi, sang pengamen pun sadar diri. Ia berhenti bernyanyi, berpamitan dengan para penumpang, dan mengeluarkan bungkus permen yang sudah lusuh.

Anak kecil di depan saya pun bereaksi.

Anak Kecil: "Ma, duit, Ma!" (seraya menunjuk sang pengamen)
Ibu : (Memberikan sekeping lima ratus rupiah)"Ini berapa?"
Anak Kecil: "Tujuh"

Tawa pun saya tahan menjadi senyuman.

No comments:

Post a Comment