Monday 27 December 2010

A Protest


Beberapa hari yang lalu, film menarik muncul di layar televisi. Dengan judul Ghost Rider dan Nicholas Cage sebagai pemeran utamanya, saya pun memilih tidur lebih malam dan menahan kantuk demi film ini. Telat memang, karena film ini sudah booming dari awal kemunculannya di layar lebar tahun 2007 lalu. Tapi, toh, akhirnya saya nonton juga dan yang penting, gratis.

Mata saya pun tertarik menatap alur ceritanya selama lebih dari dua jam. Di tengah menjelang akhir cerita, sebuah adegan menuai protes dari benak saya. Di awal film, ada karakter laki-laki yang matian-matian mengkhawatirkan si tokoh utama, Johnny Blaze, yang selalu nekat mempertaruhkan nyawa demi mempertontonkan pertunjukan motor lompat yang fantastis. Tapi di adegan yang ingin saya protes itu, karakter baik hati ini dipergunakan oleh malaikat murtad untuk menjebak wanita pujaan Johnny Blaze yang merupakan kelemahan dari sang Ghost Rider ini-hari berikutnya ada film Spiderman yang juga isi ceritanya ada penyanderaan Mary Jane yang merupakan kelemahan Peter Spiderman Parker.

Karakter itu pada akhirnya tewas dibekukan malaikat murtad, atau sebut saja iblis, setelah tubuhnya dirasuki. Johnny Blaze datang menemukan tubuh temannya itu sudah tak bernyawa. Kemudian, matanya menyusuri ruangan dan menemukan gadis pujaannya sekarat, namun belum meninggal. Ia pun beranjak mendekati wanita itu, meninggalkan tubuh tak bernyawa temannya.

"Hey, temanmu mati!" protes saya.

Tapi Johnny Blaze tak peduli. Produser pun tak peduli. Itulah akhir dari karakter ini. Mati, bahkan belum sempat saya hafal namanya, dan tak lagi disebut-sebut sampai akhir film. Karakter yang termarjinalkan. Padahal di awal jasanya terlihat besar tapi akhir hidupnya dikemas begitu sederhana.

No comments:

Post a Comment