Sunday 3 January 2010

Hidup yang Sulit Dimengerti


Aku benar-benar baru tersadar kalau segala nilai yang ada di hidup ini sungguh saling berbenturan. Batasan baik dan buruk benar-benar buram. Apa hanya membunuh, merampok, dan berbohong yang bisa dikatakan jahat? Lalu, bagaimana dengan kegiatan lain yang menurutku sebenarnya merugikan tapi tak ada hukum yang mengatakan salah. Sebaliknya, pada kenyataannya, ada saja suatu kejadian yang membuat kita harus mengatakan kalau berbohong itu baik, bahkan membunuh itu baik.

Benar-benar tak bisa dimengerti.

Aku punya sebuah cerita. Tentang seorang gadis yang bingung menjalani hidup.
Di satu sisi ia sangat ingin mengejar kebahagiaan di akhirat. Pandangan matanya selalu terarah ke birunya langit seolah-olah ia benar-benar bisa melihat surga yang tersembunyi di balik tirai biru itu. Namun, di sisi lain, ia masih sering mengais-ngais tanah. Ia masih ingin mencari harta karun nan gemerlap yang ada di balik rendah dan kotornya tanah. Lalu, saat ia mendongak ke atas kembali memandang langit, wajahnya ternoda tanah yang coklat. Ia memang tak pernah masuk ke dalam kegelapan bawah tanah, tapi ia menjadi sangat terhina untuk memandang ke atas. Lalu, kemana ia harus tinggal? Ia tak mungkin bisa berada di atas karena kehinaannya, sementara ia tak mau menetap di bawah karena selalu merindukan langit.

Sekarang ini, orang yang jelas-jelas berada di dalam tanah ataupun langit sama-sama mendapatkan pujian. Orang yang berada di atas akan dibalas segala pengorbanannya di bumi. Mungkin tinggal nanti yang di dalam tanah mendapat kesusahan saat malaikat Israfil meniupkan sangkakalanya. Tapi, tetap dia memperoleh kebahagiaan yang luar biasa. Orang-orang bisa sangat memujanya di dunia.

Kalau begitu satu sama.

Tapi, bagaimana dengan gadis itu?
Aku tak yakin ia akan dapat kebahagiaan setelah meninggalkan kehidupan dunia. Mirisnya, ia juga pasti tak dapat kebahagian di saat mengais-ngais tanah karena ia tak pernah mendapatkan harta karunnya. Ia hanya melihat gemerlapnya saja dan silau akannya sebelum akhirnya suatu waktu kembali mengingat surga di atas langit.

Hidup itu sulit bukan?!
Bagaimana bisa orang-orang terhina yang terpuruk di bawah tanah mendapatkan apresiasi yang luar biasa besarnya? Sementara seorang gadis yang hanya tercoreng mukanya oleh tanah menjadi sosok yang begitu merugi? Keberadaannya adalah kesia-siaan.

Bisa saja gadis itu mencari air untuk menghapus tanah di wajahnya. Dengan begitu, ia bisa memandang langit tanpa malu akan noda duniawi di wajahnya.

Ah, ya. Benar seperti itu. Masalah beres. Ia bisa bahagia nantinya.

Tapi,
gadis itu kembali mengais tanah lagi.
Ia masih rindu melihat gemerlap harta di bawah tanah.

No comments:

Post a Comment